Meski mengakui bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaannya, mereka sepakat bahwa hadirnya BPJS Kesehatan membawa manfaat bagi masyarakat.
Inilah cerita mereka.
Fajrin Rasyid (pelaku 'startup')
Pengalaman saya menggunakan BPJS kesehatan secara umum baik karena meng-cover banyak sekali, termasuk yang paling besar untuk operasi ayah saya. Seharusnya biaya normalnya ratusan juta rupiah, tapi menjadi nol. Keluarga kami cukup mengeluarkan biaya di luar biaya operasi seperti penginapan.
Kekurangan dalam penyelenggaraan BPJS Kesehatan ada, tapi masih dalam tahap wajar seperti proses antri dan menunggu yang cukup lama dibandingkan ketika melakukan pembayaran.
Hari Nugroho (dokter Badan Narkotika Nasional/BNN)
Saya menggunakan BPJS Kesehatan untuk bapak saya. Sakitnya diabetes tapi juga merembet ke yang lainnya, yaitu gangguan ginjal dan gangguan batu saluran empedu. Karena tingkat keparahannya, maka bapak saya dirujuk ke rumah sakit di kota lain.
Pelayanan peserta BPJS Kesehatan di rumah sakit rujukan tersebut mudah. Karena sudah darurat, langsung diterima dan dilakukan tindakan. Setelah itu saya melakukan pengurusan administrasi. Mudah, tidak berbelit-belit. Kalau tanpa di-coverBPJS, waktu itu biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 27 juta.
Kekurangannya yang saya lihat berdasarkan pengalaman saya, ternyata dokter yang terkenal tidak mau dengan pasien BPJS, beda dengan dahulu ketika masih ASKES. Namun tetap kami menggunakan BPJS. Untuk penderita penyakit kronis seperti ayah saya, tentu sangat terbantu.
Sebenarnya pengalaman saya menggunakan BPJS Kesehatan tidak terlalu baik.
Waktu itu tidak lama setelah daftar, dua bulan kemudian sakit mata, lalu datang ke klinik dekat rumah yang dirujuk oleh BPJS. Di klinik ternyata katanya uangnya belum masuk. Pas diperiksa di kantor dananya katanya sudah disetorkan.
Tapi bagaimanapun, lepas dari permasalahan yang ada, saya tetap berpendapat bahwa BPJS Kesehatan ada manfaatnya terutama buat masyarakat kelas bawah.
Posting Komentar