Tangerang pernah dikenal sebagai kota kerajinan, terutama kerajinan anyaman dari bambu seperti topi dan tikar. Dalam perjalanannya Tangerang menyimpan banyak sejarah, namun tidak terdata dengan baik. Seperti saat ini terdapat Gedung Wanita Nyi Mas Melati di Jalan Daan Mogot yang juga digunakan sebagai Kantor Catatan Sipil. Terdapat pula Jalan Nyi Mas Melati yang antara lain berdiri Kantor KPUD Kodya Tangerang.
Kini, Tangerang berubah wajah. Lebih dikenal sebagai kota industri, namun demikian, sejarah tak pernah kering dimakan waktu. Termasuk melestarikan sosok Nyi Mas Melati. Siapa wanita yang namanya digunakan untuk nama sekolah, gedung dan jalan itu?
Nyimas Melati Putri Sejati Alkisah tahun 1918, sebagian besar Tangerang telah dikuasai oleh tuan tanah. Sangat sedikit sekali kaum pribumi memiliki tanah pribadi. Sebutan tanah dalam tanam paksa disebut tanah partikelir.
Partikelir antara tahun 1921-1930 di Distrik Blaradja, seperti Blaradja en Boeniajoe, Tigaraksa, Tjikoeja, Karangserang dalem of Kemiri, Pasilian, Djenggati, Tjakoeng of Kresek. Adapun di Distrik Tangerang, diantaranya tjikokol tg., Panunggangan, Pondok Djagoeng, Paroengkoeda, Batoe Tjeper, Tanah Kodja, dll sedangkan di Distrik Maoek antara lain: Kramat en Pakoeadji, Sepatan, Teloeknaga, Ketapang Maoek, Rawakidang, Kampoeng Malajoe, Pekadjangan, Tegalangoes, Bodjong Renget, Ketos dll
Nyi Mas Melati, adalah wanita, anak dari R Kabal, dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda, Melati ditemani kekasihnya, R Kuna. Setelah meninggal, Melati dimakamkan di Desa Bunar Kec.Sukamulya (Pamekaran Balaraja), Kabupaten Tangerang.
Tangerang saat itu dikuasai sekelompok tuan tanah yang mendapat dukungan dari pemerintahan kolonial.
Mereka menguasai berbagai sendi kehidupan masyarakat bidang sosial, ekonomi hingga budaya. Karena terjadi tekanan, pemerasan dan pemaksaan sehingga membuat kehidupan rakyat pada masa itu sangat menderita.
Pemberontakan-pemberontakan rakyat pun akhirnya meletus, salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Kabal. Nyi Mas Melati, puteri Raden Kabal pun tidak mau tinggal diam dan turut dalam pertempuran melawan pasukan penjajah.
Pasukan Raden Kabal sering mengadakan penghadangan di daerah-daerah Tangerang. Dalam pertempuran melawan Kompeni Belanda, Sang Raden dibantu oleh Nyimas Melati dan Pangeran Pabuaran Subang.
Salah satu pertempuran yang tercatat adalah pertempuran Pabuaran Subang yang dijadikan tempat gugurnya Pangeran Pabuaran dari Subang saat perang dengan Kompeni. Keberanian Nyimas Melati sangat terkenal. Nyimas juga dikenal jago dalam hal ilmu bela diri maupun olah kanuragan. Nyimas Melati dijuluki Singa Betina.
Pemberontakan-pemberontakan rakyat pun akhirnya meletus, salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Kabal. Nyi Mas Melati, puteri Raden Kabal pun tidak mau tinggal diam dan turut dalam pertempuran melawan pasukan penjajah.
Pasukan Raden Kabal sering mengadakan penghadangan di daerah-daerah Tangerang. Dalam pertempuran melawan Kompeni Belanda, Sang Raden dibantu oleh Nyimas Melati dan Pangeran Pabuaran Subang.
Salah satu pertempuran yang tercatat adalah pertempuran Pabuaran Subang yang dijadikan tempat gugurnya Pangeran Pabuaran dari Subang saat perang dengan Kompeni. Keberanian Nyimas Melati sangat terkenal. Nyimas juga dikenal jago dalam hal ilmu bela diri maupun olah kanuragan. Nyimas Melati dijuluki Singa Betina.
Konon, kesaktiannya menjadi tuturan para orang tua tempoe doeloe. Saat bentrok pasukan terjadi di dearah perbatasan Balaraj. Sambil mengacungkan keri berteriak lantang "Serang...!" pasukan kompeni yang dibantu Cina pro Kompeni langsung ciut nyalinya. Suaranya yang menggelegar meluluhlantahkan semangat pasukan lawan. Bahkan diceritakan burung-burung yang mendengar teriakannya berterbangan karenan ngaungannya.
Posting Komentar